Sastra #1 : Sebuah Arti Sastra dan Puisi



Suci Laoni , 16/04/2020, 12:16 p.m.
Sebetulnya apa sih yang dimaksud dengan sastra??

Menurut wicaksono (2014, hal 1)  Sastra merupakan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Dapat dikatakan bahwa sastra adalah gambaran kehidupan manusia. Penggambaran kehidupan manusia dalam sastra didasarkan pada dayai imajinasi sehingga kehidupan tersebut bersifat imajinatif meskipun tidak semua karya bersifat Imajinatif. Kehidupan manusia yang digambarkan dalam sastra dapat sebagail transformasi kehidupan faktual, baik kehidupan pengarang maupun kehidupan sosial ber-dasarkan imajinasi sastrawan.
Imajinasi berkembang seiring dengan berkembangnyai kemampuan manusia berbicara dan berbahasa.
Wicaksono Menambahkan (2014, hal 3) Karya sastra lahir melalui perenungan imajinasi pengarang dengan realitas sosial yang ada dan berkembang dil masyarakat. Ide-ide yang diekspresikan dalam karyanya tidak dapat dipisahkan dari situasi kehidupan masyarakat. Sesuatu yang dilihat, diamati, dialami, dan dirasakan oleh pengarang dalam lingkungannya termasuk lingkungan sosialnya, dikemas sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah karya sastra, baik berupa novel, cerpen, drama maupun puisi.
Sastra dibangun menurut daya angan (imajinasi), yaitu daya tangkap batin yang secara intuitif memperoleh tanggapan atau visi yang benar dari pengalaman dan kenyataan konkret. Imajinasi dibedakan dari fantasi. Angan dibedakan dari khayal tanpa disertai penjelasan sama sekali, tetapi serentak dengan itu. Fantasi adalah imajinasi yang diteruskan (dikembangkan) yang mengatasi struktur kenyataan seharihari. Fantasi merupakan contoh pertama dari kesadaran imajinatif.
 Dalam Wicaksono (2014, hal 3) Rene Wellek yang mengatakan bahwa kesusastraan dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif. Jadi di sini sifat imaiinasi menunjukkan dunia angan dan khayalan sehingga kesusastraan berpusat pada epik, lirik, dan drama karena ketiganya itu yang ditunjuk adalah dunia angan (fiction, imagination). Sastra adalah hasil kreativitas pengarang yang bersumber dari kehidupan manusia secara langsung melalui rekaan dengan bahasa sebagai medianya (Retno Winarni, 2009:7)

Wicaksono menambahkan (2014, hal 4) Kenyataan yang dilahirkan sastra, dalam hubungan ini adalah suatu karya imajiner "a reflected reality" (realitas yang direfleksikan)." Imajiner artinya hanya terdapat dalam angan-angan, atau khayalan, sebutan lain untuk 'fantasi' (Ignas Kleden).
Sastra adalah cabang seni. Seni sangat ditentukan oleh faktor manusia dan penafsiran, khususnya masalah perasaan, semangat, kepercayaan. Dengan demikian, sulit sekali dibuat batasan atau definisi sastra di mana definisi tersebut dihasilkan dari metode ilmiah.
Karya sastra melekat dengan situasi dan waktui penciptaannya. Karya sastra tahun 1920-an tentu berbedai dengan karya sastra tahun 1966. Kadang-kadang definisi kesusastraan ingin mencakup seluruhnya sehingga mungkin tepat untuk satu kurun waktu tertentu tetapi ternyata kurang tepat untuk yang lain.
Beberapa definisi sastra, yaitu sastra sebagai seni berbahasa. Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra adalah ekspresi pikiran (pandangan, ide, perasaan, pemikiran) dalam bahasa. Sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimaterialkan ke dalam sebuah bentuki keindahan. Sastra adalah buku-buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keluasan pandangan, dan bentuk yang mempesona. Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakainan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Menurut Wicaksono (2014, hal5) Sesuatu disebut teks sastra jika (1) teks tersebut tidak melulu disusun untuk tujuan komunikatif praktis atau semen tara waktu, (2) teks tersebut mengandung unsur fiksionalitas, (3) teks tersebut menyebabkan pembaca mengambil jarak, (4) bahannya diolah secara istimewa, dan (5) mempunyai keter bukaan penafsiran.

Terdapat tiga hal yang membedakan karya sastra dengan karya tulis lainnya, yaitu sifat khayali, adanya nilai-nilai seni/estetika, dan penggunaan bahasa yang khas. Karya sastrai dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu  (a) sastra  imajinatif, dan (b) sastra non-imajinatif. Sastra imajinatif mempunyai ciri isinya bersifat khayall, menggunakan bahasai yang konotatif, memenuhi syarat-syarat estetika seni. Sastrai non-imajinatif mempunyai ciri-ciri isinya menekankan unsur faktual/fakta, menggunakan bahasa yang cenderung denotatif, memenuhi unsur-unsur estetika seni. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada bentuk, tetapi juga keindahan isi yang berkaitan dengan emosi, imaji, kreasi dan ide (Retno Winarni, 2009:8).

Dengan demikian, kesamaan antara sastra imajinatif dan non-imajinatif adalah masalah estetika seni. Unsur estetika seni meliputi keutuhan (unity), keselarasan (harmony), keseim bangan (balance), fokus/pusat penekanan suatu unsur (right emphasis). Perbedaannya terletak pada isi dan bahasanya. Isil sastra imajinatif sepenuhnya bersifat khayal/fiktif sedangkan isi sastra non-imajinantif didominasi oleh fakta-fakta.
Bahasa sastra imajinatif cenderung konotatif sedangkan bahasa sastrai non-imajinatif cenderung denotatif.
Wicaksono menyebutkan bahwa (2014, hal 6 ) Bentuk karya sastra yang termasuk karya sastra imaiinatif adalah:
Puisi:   1. Epik
2. Lirik
3. dramatik

Prosa :  1. Filksi (novel, cerpen, roman) dan
2. Drama (drama prosa, drama puisi)

Bentuk karya sastra yang termasuk sastra non-imajinatif adalah:
  • Esai, yaitu karangan pendek tentang suatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya.
  • Kritik, adalah analisis untuk menilai suatu karya seni atau karya sastra.
  • Biografi, adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.Otobiografi, adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri.
  • Seiarah. adalah cerita tentang Zaman lampau suatui masyarakkat berdasarkan sumber tertulis maupun tidaki tertulis.
  • Memoar, adalah otobiografi tentang sebagian pengalaman hidup saja.
  • Catatan harian, adalah catataan seseorang tentang dirinya atau lingkungannya yang ditulis secara teratur.

Beradasarkan wicaksono (2014, hal 6) Menurut Luxemburg (1992: 4-6) beberapa ciri yang selalu muncul dari definisi-definisi yang pernah di ungkapkan antara lain:

  1. Sastra merupakan ciptaan atau kreasi, bukan pertama-tama imitasi.
  2. Sastra bersifat otonom (menciptakan dunianya sendiri), terlepas dari dunia nyata
  3.  Sastra mempunyai ciri koherensi atau keselarasan antara bentuk dan isinya.
  4. Sastra menghidangkan sintesa (ialan tengah) antara hal-hal yang saling bertentangan.
  5. Sastra berusaha mengungkapkan hal yang tidak terungkapkan.

Dalam usaha memahai karva sastra, para sastrawan menggunakan berbagai pendekatan intrinsik dan ekstrinsik; bahkan ada yang menggunakan beberapa pendekatani sekaligus. Semua itu dilakukan untuk mendapat gambarani vang lebih jelas tentang alasan pengarang menciptakan karvai tertentu, gagasan yang hendak disampaikannya, ataupun halhal yang mempengaruhi cara penyampaiannya. Semua ini dilakukan sebagai usaha merebut makna yang terkandung di dalam karya tersebut serta menikmati keindahannya.
Dalam pengajaran bahasa dan sastra di sekolah diberikan empat jenis keterampilan berbahasa. Keempat jenis keteram pilan tersebut adalah mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Dalam menguasai keterampilan berbahasa, awalnya anak mengenal bahasa melalui menyimak.i Setelah menyimak, anak berusaha untuk berbicara menirukan bahasa yang disimak. Tahap berikutnya, anak akan berlatih membaca dan berusaha untuk mengenal bentuk tulisan (wacana). Setelah itu, Ia akan berusaha untuk menulis. Jadi, antarkeempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang erat. Kegiatan tersebut dapat menjadi fokus i pembelajaran. Berdasarkan aktivitas penggunaannya, keteram pilan membaca dan menyimak tergolong keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif sedangkan keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. (Wicaksono: 2014, hal 9)


Apa itu puisi?

Menurut Sulfikli dan Marwarti (2016, hal 2 )Puisi adalah bahasa perasaan, yang dapat memadukan suatu respon yang mendalam dalam beberapa kata. Puisi termasuk salah satu bentuk karya sastra, kehadiran sebuah puisi merupakan pernyataan seorang penyair pernyataan itu berisi pengalaman batinnya sebagai hasil proses kreatif terhadap objek seni. Objek seni ini berupa masalah-masalah kehidupan dan alam sekitar ataupun segala kerahasiaan (misteri) dibalik alam realitas , dunia metafisis.
Puisi diciptakan dalam suasana perasaan intensif yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif. Puisi mendasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh kesadaran anda sendiri. Tema yang kita tulis berangkat dari inspirasi diri sendiri yang khas, sekecil, dan sesederhana apapun inspirasi itu.
Dalam Sulfikli dan Marwarti (2016, hal 4 ) menyebutkan Puisi adalah salah satu genre atau jenis sastra. Sering kali istilah “puisi” disamakan dengan “sajak”. Sebenarnya istilah itu tidak sama, puisi merupakan jenis sastra yang melingkupi sajak, sedangkan sajak adalah individu puisi. Dalam istilah bahasa inggris, puisi adalah Poetry dan sajak adalah poem (Pradopo, dalam Dewi, 2008: 11)
Berdasar Sulfikli dan Marwarti (2016, hal 4 ) menyebutkan Somad (2010: 13) puisi merupakan media ekspresi penyair dalam menuangkan gagasan atau ide. Lebih dalam lagi, puisi menjadi ungkapan terdalam kegelisahan hati penyair dalam menyikapi suatu peristiwa. Apakah peristiwa yang dialami atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kehidupannya. Biasanya dalam sebuah karya, dalam hal ini puisi dapat mencerminkan
rekaman peristiwa yang terjadi pada suatu masa tertentu. Kosasih (2012: 97) puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa.
Sulfikli dan Marwarti (2016, hal 4 ) menyebutkan bahwa Dresden (dalam Padi 2013:21) puisi adalah sebuah dunia dalam kata. Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia bernama puisi. Sedangkan menurut Suyuti (dalam Padi 2013:21) puisi adalah pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individu dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik tertentu, sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Puisi diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Luxemburg (dalam Siswanto 2008: 107), antara lain, menyebutkan, puisi adalah teks-teks monolog yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur. Dari hasil kajiannya terhadap definisi-definisi yang dikemukakan 0leh beberapa ahli, Waluyo (dalam Siswanto 2008: 108) mengemukakan puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. (Sulfikli & Marwarti: 2016, hal 4 )


Apa saja unsur-unsur puisi?

Unsur Pembangun Puisi
Puisi adalah karya sastra yang indah, dimana bahasanya mempunyai arti dan mengandung keindahan. Orang yang menulis puisi disebut penyair. Puisi digunakan penyair untuk mengungkapkan pengalaman batinnya sebagai hasil proses kreatif terhadap objek seni. (Sulfikli & Marwarti: 2016, hal 10 )
Objek seni ini berupa masalah-masalah kehidupannya di dunia ini.
Sulfikli dan Marwarti (2016, hal 10 ) menyebutkan Menurut M.S. Hutagalung (dalam Zulfahnur dkk, 1996:18) yaitu dalam memahami puisi suka dipisahkan kedua unsur pokok tersebut, sebab sebuah puisi hendaklah dipahami secara keseluruhan bukan dalam penggalan-penggalan, karena penggalan-penggalan baik penggalan satu larik maupun satu bait, baru merupakan potongan puisi belum makna untuk puisi.
Dalam Sulfikli dan Marwarti (2016, hal 10 ) Adapun unsur-unsur pembangun puisi Somad (2010: 14-20), yaitu:
  1. Diksi
Diksi adalah pilihaan kata. Diksi tidak hanya ada dalam puisi. Artinya, agar puisimemiliki kesan indah, kata-kata dalam puisi harus dipilih secara cermat karena puisi merupakan pemadatan kata. Jadi, kata-kata yang dipilih harus benar-benar mewakili nilai sebuah keindahan.
  1. Citraan
Puisi mengandung unsur citraan. Citraan atau pengimajian adalah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Citraan dalam puisi mampu menimbulkan suasana khusus. Selain itu, citraan juga menghidupkan gambaran dalam pikiran pembaca
  1. Majas
Unsur lain yang tak kalah pentingnya dalam puisi adalah majas. Majas sering disebut juga gaya bahasa. Munculnya majas dapat menjadi daya tarik puisi, mampu menimbulkan suasana yang lebih segar dan hidup. Majas sering digunakan penyair untuk menimbulkan kesan indah.
  1. Rima
Rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Bunyi yang sama itu tidak terbatas pada akhir baris, tetapi juga untuk keseluruhan baris, bahkan juga bait. Persamaan bunyi yang dimaksudkan disini adalah persamaan (pengulangan) bunyi yang memberikan kesan merdu, indah, dan dapat mendorong suasana yang dikehendaki oleh penyair dalam puisi.Rima bisa berupa:
1.      Pengulangan bunyi-bunyi konsonan dari kata-kata berurutan (aliterasi).
2.      Persamaan bunyi vocal dalam deretan kata (asonansi).
3.      Persamaan bunyi yang terdapat disetiap akhir baris.
3.
  1. Ritma Puisi
Ritma atau irama puisi sangat berhubungan dengan rima, bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Ritma dapat diartikan pengulangan bunyi yang berulang-ulang dan tersusun rapi. Dalam ritma muncul bunyi tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalir secara teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan. Seperti halnya rima, keindahan ritma akan dapat dinikmati jika puisi tersebut dibacakan dengan pembacaan yang tepat.
  1. Tema
Tema adalah ide pokok puisi. Ide-ide tersebut bisa muncul secara tiba-tiba. Munculnya tema tertentu akan memberikan dorongan yang kuat untuk menghasilkan karya puisi. Misalnya, ketika kamu melihat keindahan alam maka muncul ide untuk menulis puisi dengan tema keindahan. Begitu pula ketika muncul ide yang berkaitan dengan persoalan hubungan sesama  manusia, maka puisinya akan bertema sosial.
  1. Perasaan
Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya. Perasaan ini sangat berkaitan dengan tema yang ditampilkan. Misalnya, pada tema ketuhanan, perasaan yang muncul adalah perasaan religious dan khidmat. Hal ini akan berbeda dengan puisi yang bertema perjuangan. Perasaan yang muncul dalam puisi bertema perjuangan tersebut akan lebih bersemangat atau bergelora.
  1. Amanat
Amanat dalam puisi adalah maksud, pesan, tujuan yang hendak disampaikan penyair. Amanat ini biasanya tersirat di balik kata-kata yang disusun dan di balik tema yang diungkapkan. Amanat yang disampaikan penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran.

Apa saja jenis-jenis puisi?

Sulfikli dan Marwari (2016, hal 9-10 ) menjelaskan bahwa Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan, menurut Aminuddin (2008: 21) ada beberapa jenis puisi di antaranya sebagai berikut:
  1. Puisi Naratif
Puisi naratif yakni puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita, dengan pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Termasuk dalam jenis puisi naratif ini adalah apa yang biasa disebut dengan balada, yang dibedakan antara folk ballad, dengan literary ballad, sebagai suatu ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedengkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangannya. Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisi naratif adalah poetic tale sebagai puisi yang berisi dongeng-dongeng rakyat.
  1. Puisi Epik
Puisi epik adalah suatu puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan maupun sejarah. Puisi epik dibedakan antara folk epic, yakni jika nilai akhir puisi itu untuk dinyanyikan, dan literary epic, yakni jika nilai akhir puisi itu untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya.

  1. Puisi Lirik
Puisi lirik yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupi. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern di Indonesia seperti tampak dalam dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Goenawan Mohammad, dan lain-lainnya.

  1. Puisi Dramatik
Puisi dramatik yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah tertentu. Dalam puisi dramatik dapat saja penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.

  1. Puisi Didaktik
Puisi didaktik yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya  tertampil eksplisit.

  1. Puisi Satirik
Puisi satirik yaitu puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.

  1. Puisi Romance
Puisi romance yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih.

  1. Puisi Elegi
Puisi elegi yakni puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih seseorang.

  1. Puisi Ode
Puisi ode yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa ataupun sikap kepahlawanan.

  1. Puisi Himne
Puisi himne yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa ataupun tanah air. (Sumardjo: 25-28).

























Daftar Pustaka

Wicaksono, Andri (2014). Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya.
Sleman: Garudhawaca.

Sulfikli & Marwati (2016). Kemampuan Menulis Puisi kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 3
Langgikima Kabupaten Konawe Utara. Jurnal Bastra, 1(1), 2-11. Diakses dari http://ojs.uho.ac.id/download pdf/ Jurnal Bastra Vol. 1, No.1, Maret 2016 / ISSN: 2503-3875-UHO/

Comments

Popular posts from this blog

SUPER JUNIOR K.R.Y (슈퍼주니어 K.R.Y) ‘WHEN WE WERE US’ LYRICS Hangul-Romanization-English-Indo

Virus of Love

MUŚĬKOFĬLĬA #2 : My Dream Music Room